Budidaya
tanaman kunyit tak akan pernah kehilangan pamor. Selain memiliki prospek usaha
yang bagus, kunyit juga mudah dibudidayakan. Tak butuh teknologi penanaman yang
ribet, tanaman kunyit bisa tumbuh asal pemberian pupuk dan air yang mencukupi.
Budidaya
kunyit cukup mudah dibandingkan dengan tanaman lain. Zulkarnaen, pemilik CV
Shinta Pratama menuturkan, penanaman kunyit sebaiknya dilakukan secara tumpang
sari.
Sebab, selain panen cukup lama, dengan adanya tanaman jenis lain yang
lebih cepat masa panennya, bisa menambah pemasukan petani.
Secara
rata-rata, kata Zulkarnaen, tanaman herbal ini dapat ditanam di berbagai daerah
di seluruh Indonesia, bahkan sampai pada ketinggian 2.000 mdpl. "Namun,
semakin tinggi daerah penanaman, maka umur panen juga makin lama,"
katanya.
Karena, suhu optimal untuk budidaya tanaman kunyit antara 29 derajat
hingga 300 C.
Sementara
itu, M. Hadi, pemilik Yayasan Lintang Asri, menyarankan, penanaman kunyit
dilakukan pada awal musim hujan. Sama seperti tanaman rimpang lainnya, tanaman
kunyit juga membutuhkan cukup air untuk tumbuh.
Meski
begitu, volume air tetap harus diperhatikan. "Tidak boleh ada genangan
air, supaya rimpang tidak cepat membusuk," kata dia.
Dalam
budidaya kunyit ini, Hadi pun menerapkan sistem pertanian organik. Alasannya,
biaya budidaya secara organik lebih murah karena tak perlu pestisida.
Tanaman
kunyit ini siap dipanen pada umur enam bulan. Hadi bilang, ciri-ciri kunyit
siap panen adalah berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti terjadi perubahan
warna daun dan batang yang semula hijau menjadi kuning.
Satu
tanaman bisa menghasilkan panen rimpang sebanyak 1,5 kg hingga 3 kg.
"Untuk 500 meter persegi, lahan budidaya kunyit bisa dipanen sekitar tiga
ton rimpang kunyit," tutur Hadi.
Sebelum
dijual, tentu saja kunyit harus dicuci terlebih dulu. Pencucian ini harus
dilakukan secara hati-hati. Biasanya, rimpang kunyit itu disemprot dengan air
bertekanan tinggi sehingga tak ada lagi kotoran tanah yang menempel. "Jika
masih kotor, bilas lagi, tapi cukup dua kali tidak boleh lebih," jelas
Hadi.
Ia
menghindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan zat-zat yang
terkandung dalam rimpang tidak larut terbawa air. Setelah dicuci, kunyit
dikeringkan selama dua hingga lima hari.
Hadi
hampir tak menemui kendala dalam budidaya kunyit ini. Tanaman kunyit ini
relatif bebas dari hama. "Hanya memang kendalanya adalah cuaca," kata
Hadi.
Pemberian
bahan organik dinilai sangat penting untuk pertumbuhan rimpang. Sebab,
pemberian bahan organik akan membuat tekstur tanah cukup gembur dan rimpang menjadi
banyak dan cepat besar.
Adapun
kendala yang dihadapi Zulkarnaen adalah saat proses pengeringan. Ia masih
mengandalkan sinar matahari. Alhasil, bila tiba musim hujan, hasil panen kunyit
berisiko terkena jamur.
Padahal,
untuk kunyit yang dipasok ke industri jamu harus benar-benar dalam kondisi
kering. Tujuannya, supaya rimpang kunyit bertahan lama. "Kalau
dikeringkan, rimpang bisa tahan sekitar 6 bulan hingga 12 bulan. Tapi kalau
kunyit segar hanya bertahan sebulan," kata dia.
Meski
penanaman dilakukan pada musim hujan, Zulkarnaen tak mengandalkan air hujan
untuk mengairi lahannya. Ia menggunakan air sumur untuk pengairan, yang
disalurkan melalui selang-selang dan bak penampung.
Demikian artikel tentang Bertani kunyit semoga bermanfaat.
Demikian artikel tentang Bertani kunyit semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar